Yang aku takutkan, ketika aku menuliskan sesuatu, merincikan beberapa hal, kemudian mempostingnya ke media sosial, perilaku yang kutampakkan sehari-hari malah belum mencerminkan apa-apa yang telah daku utarakan.
*
"Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan." Al-Qur’an berkata lantang pada surah Ash- Shaff : 2-3.
*
Maka dari itu, tegurlah daku jika kau menyaksikan hal-hal yang menyimpang daripada apa yang daku perbuat. Bukankah Allah telah menyatakan, ciri-ciri orang yang tidak merugi itu di antaranya ialah, "Nasihat kepada kebenaran, dan kesabaran."
*
Nasihatilah saudaramu ini! Jangan ragu untuk mengutarakannya secara langsung. Sungguh ihwal itu akan memperbaiki kesalahan, kemudian, menjadikannya terbentengi dari kekhilafan.
*
Sejatinya, setiap penulis mempunyai cita-cita yang tak jauh beda. Yakni untuk memperbaiki diri, dan berbagi dengan tulisannya. Tulisan yang dibuat, dijadikan mereka sebagai acuan dan motivasi, agar bisa merubah kebiasaan buruk yang sering mereka dapati.
*
Begitu pula dengan daku, walau bukan seorang penulis, kadang dengan menulis di sosial media, buku harian, dan lain sebagainya, hari-hariku terasa diingatkan, dengan dibatasi pagar-pagar yang kubuat sendiri. Namun, kadangkalanya, kekhilafan juga ikut menyerang, sehingga daku lupa dengan apa yang pernah disampaikan. Maafkanlah.
*
Semoga kita selalu diberi jalan untuk dapat memperbaiki diri, menjadi mu'min sejati, dan senang, ketika engaku, aku, kita, dan mereka saling menasihati. "Addinu nasihah".
-MaolaRie